Fenomena geng motor telah mengakar kuat di Indonesia sejak era 1970-an hingga kini. Sejarahnya bermula dari kelompok pemuda yang berkumpul di sekitar industri otomotif dan klub-klub sepeda motor. Awalnya, geng motor dibentuk dengan tujuan sosial dan olahraga, seperti mengadakan touring bersama, berbagi informasi, dan meningkatkan keterampilan berkendara.

Fenomena Geng Motor Sejarah dan Perkembangan di Indonesia

Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa geng motor mengalami transformasi. Aktivitas mereka mulai menyimpang dari tujuan awal, beralih ke aksi kriminalitas seperti tawuran, pemerasan, dan kejahatan jalanan

Pada fase ini, geng motor didominasi oleh klub-klub penggemar sepeda motor dengan basis komunitas yang kuat. Mereka sering mengadakan acara touring, balapan liar, dan kegiatan sosial. Beberapa geng motor populer pada masa ini adalah Brotherhood, Si Cengkar, dan The Knights.

Krisis ekonomi dan sosial di awal 1990-an mendorong beberapa geng motor untuk terlibat dalam kegiatan kriminal. Mencari keuntungan dan kekuasaan, mereka melakukan tawuran antar geng, pemerasan, dan kejahatan jalanan.

Pada fase ini, geng motor semakin terorganisir dengan struktur hierarki yang kompleks. Mereka melakukan rekrutmen yang sistematis dan memiliki jaringan antar kota. Aktivitas mereka tidak hanya terbatas pada aksi kriminal, tetapi juga meliputi bisnis ilegal seperti perjudian, penipuan, dan penggelapan. Beberapa geng motor bahkan memiliki ideologi dan simbol tersendiri.

Fenomena geng motor menjadi tantangan serius bagi keamanan dan ketertiban masyarakat. Pemerintah dan aparat penegak hukum terus berupaya memberantas geng motor melalui berbagai program dan operasi.

Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

  • Peningkatan pengawasan dan patroli di daerah rawan.
  • Penegakan hukum yang tegas terhadap aksi kriminal yang dilakukan oleh geng motor.
  • Program rehabilitasi bagi anggota geng motor yang ingin meninggalkan organisasi tersebut.
  • Program pencegahan yang fokus pada pengembangan potensi dan keterampilan generasi muda.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya geng motor dan mendorong peran aktif dalam mencegah aksi kejahatan.